Keutamaan Shalawat di Bulan Shalawat

Komplek Pemakaman Sayyidina Husein di Kairo, Mesir

Oleh M. Zidan Nailul Haq

Bulan Sya’ban adalah termasuk bulan mulia karena beberapa keistimewaan di dalamnya, selain bulan dimana dirubahnya arah kiblat dan di rekapitulasinya amal perbuatan kita kehadirat Allah, bulan Sya’ban juga disebut bulan shalawat kepada Nabi Muhammad Saw., salah satu alasan kenapa bulan ini disebut bulan shalawat yaitu karena pada bulan ini turun perintah shalawat kepada Nabi Saw., yaitu surat Al-Ahzab ayat 56 :


إنَّ ٱللَّهَ وَمَلآَٰئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى ٱلنَّبِىِّ ۚ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ صَلُّوا۟ عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا۟ تَسْلِيمًا 


Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”

 Kemudian timbul pertanyaan, bahwasannya Nabi adalah manusia yang sempurna dan ma’sum atau terjaga dari perbuatan yang tercela dan dipastikan masuk surga, lalu untuk apa shalawat dari Allah yang bermakna rahmat dan shalawat dari malaikat dan manusia yang bermakna doa?

Syekh Ihsan M. Dahlan Jampes Kediri, dalam kitab Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin menjelaskan bahwa Nabi Muhammad Saw adalah makhluk yang sempurna. Kendati demikian, Nabi tetap menerima manfaat dari shalawat tersebut, akan tetapi, tidak sepatutnya seseorang yang bershalawat bermaksud demikian kepada Nabi Saw.


واعلم أن النبي ينتفع بصلاتنا عليه لكن لا ينبغي للمصلي أن يقصد ذلك وإنما يقصد نفع نفسه كما يزداد نفعه بتكرر العمل بالأحكام الشرعية الواردة عنه وكذلك الشيخ إذا علم إنسانا حكما فصار يعمل به ويعلمه للناس فإنه يزداد نفعه بتكرر العمل به كما قاله القطب الدسوقي وغيره   


Artinya, “Ketahuilah bahwa Nabi Muhammad Saw menerima manfaat atas bacaan shalawat kita, tetapi orang yang bershalawat tidak boleh meniatkan shalawatnya untuk itu. Yang ia niatkan adalah manfaat yang berpulang untuk dirinya sendiri sebagaimana manfaat untuk dirinya bertambah dengan memperbanyak amal-ibadah yang sesuai dengan hukum syariat. Hal serupa adalah ketika seorang guru mengajarkan sebuah hukum kepada seseorang, lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya, maka manfaat untuknya akan semakin bertambah dengan memperbanyak pengamalan ilmu tersebut sebagaimana dikatakan oleh Al-Quthub Ad-Dasuqi dan ulama lain.”

Dari keterangan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebaiknya kita menghindari tujuan yang demikian dan semata-mata bershalawat karena mengikuti perintah Allah sebagaimana termaktub dalam Surah Al-Ahzab ayat 56, yaitu sesungguhnya Allah dan para malaikat bershalawat kepada Nabi Saw dan meniatkan ikhlas karena ibadah, doa, serta tawasul dan sebagai rasa syukur atas diutusnya Nabi Muhammad ke dunia ini.

Bulan Sya’ban ini adalah bulan yang penuh keberkahan dan kebaikan, banyak juga orang yang mengatakan banwasanya bulan Rajab adalah bulan menanam benih-benih kebaikan, bulan Sya’ban adalah bulan untuk memupuk dan menyiram, dan bulan Ramadhan adalah bulan untuk memanen atau menuai hasil kebaikan. Jika seseorang telah bersemangat sejak bulan Rajab, maka bulan Sya’ban akan lebih semangat dan Ramadhan akan jauh lebih semangat. Tetapi kalau sebaliknya, bagaimana mungkin orang yang malas menanam akan semangat untuk menyiram dan mustahil akan memanen. Sebagaimana sabda Rasululah Saw : “Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan umatku.”

 Sayyid Muhammad bin Alwi al-Maliki menyebutkan dalam kitab Madza fi asy-Sya’ban bahwa keutamaan shalawat sangatlah banyak bahkan tidak mampu dituliskan oleh pena, tetapi beliau telah meringkas keutamaan shalawat sebagai berikut :

Barangsiapa yang bershalawat kepada Nabi sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali, sebagaimana hadis riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah :


صحيح مسلم (1/ 306)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ وَاحِدَةً صَلَّى الله عَلَيْهِ عَشْرًا


 Artinya : “Dari Abu Hurairah ra., bahwasannya Nabi berkata: Barangsiapa bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”

Hadis ini menunjukkan bahwasannya keutamaan shalawat yang sangat besar, sebagai anjuran untuk umat, dan menunjukkan kecintaan kita kepada Nabi, dan Allah akan memberi ganjaran sepuluh kali lipat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi, ganjaran ini yaitu dalam bentuk pengamalan, maka orang yang bershalawat sekali akan dihitung bershalawat sepuluh kali.

Barangsiapa bershalawat kepada Nabi, Nabi akan bershalawat kepadanya. Dalam hadis yang diriwayatkan Imam Tabrani dalam kitab Mu’jam al-Ausath dari Anas bin Malik :

المعجم الأوسط (2/ 178)

وَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَلَّى عَلَيَّ بَلَغَتْنِي صَلَاتُهُ، وَصَلَّيْتُ عَلَيْهِ، وَكُتِبَتْ لَهُ سِوَى ذَلِكَ عَشْرُ حَسَنَاتٍ


Artinya : “Barangsiapa bershalawat kepadaku, shalawatnya akan sampai kepadaku, dan aku akan bershalawat kepadanya, dan akan ditulis sepuluh kebaikan untuknya.”

Makna dari hadis ini yaitu, seseorang yang bershalawat kepada Nabi, shalawatnya akan sampai kepada Nabi, dan Nabi akan membalas shalawatnya, teruntuk orang yang bershalawat kepada Nabi tidak ada ganjaran untuknya kecuali ganjaran sepuluh kebaikan. Selain bisa melipat gandakan pahala, shalawat juga dapat membukakan pintu ampunan atau maghfiroh, menjadi sebab diterimanya amal dan dikabulkannya hajat kita

Barangsiapa yang bershalawat kepada Nabi, Nabi dan Malaikat akan bershalawat kepadanya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Tabrani dari Anas bin Malik : 

صحيح الترغيب والترهيب (2/ 135) 

وعن أنس رضي الله عنهـ قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أكثروا الصلاة علي يوم الجمعة فإنه أتاني جبريل آنفا عن ربه عز وجل فقال ما على الأرض من مسلم يصلي عليك مرة واحدة إلا صليت أنا وملائكتي عليه عشرا

Artinya : “Perbanyaklah shalawat di hari jumat, sesungguhnya Jibril baru saja datang kepadaku dari Allah azza wa jalla dan berkata : tidak ada muslim di bumi ini yang bershalawat kepadamu (Nabi) sekali kecuali aku dan malaikat-Ku bershalawat kepadanya sepuluh kali.”

Barangsiapa yang bershalawat kepada Nabi, akan diangkat derajatnya, dan bertambah kebaikannya, dan dihapuskan kesalahannya. Sebagaimana hadis riwayat Imam Tabrani dan Imam Nasa’I :

صحيح الترغيب والترهيب (2/ 134)

وعن أبي بردة بن نيار رضي الله عنهـ قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من صلى علي من أمتي صلاة مخلصا من قلبه صلى الله عليه بها عشر صلوات ورفعه بها عشر درجات وكتب له بها عشر حسنات ومحا عنه بها عشر سيئات

رواه النسائي والطبراني والبزار

Artinya : “Barangsiapa bershalawat kepadaku ikhlas dari hatinya, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh shalawat, dan mengangkatnya sepuluh derajat, ditulis untuknya sepuluh kebaikan, dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan.”

Dan masih banyak lagi keutamaan yang lainnya, terlebih di bulan Sya’ban dimana ayat tentang perintah shalawat diturunkan, pastinya lebih banyak lagi fadhilah atau keutamaan yang didapat. Mari kita tingkatkan kecintaan kita kepada Nabi dengan bershalawat di bulan mulia ini dan menjadikan bulan Sya’ban sebagai ajang mencari berkah dan kebaikan sebanyak-banyaknya supaya kita menjadi pribadi yang lebih baik ketika menghadapi bulan suci bulan Ramadhan. Amiin


Muhammad Zidan Nailul Haq

Kairo, 18 Maret 2021

Posting Komentar

0 Komentar