Siapa sih yang gak kenal dengan pemimpin yang satu ini. Temujin atau yang biasa kita kenal dengan Jenghis Khan. Penguasa bangsa Mongol yang berhasil menyatukan bangsanya hingga menjadi kekuatan yang besar dan berhasil menaklukkan berbagai daerah.
Dalam
lembaran sejarah Islam, Jenghis Khan pernah ikut mencoretkan tintanya. Bermula ketika
invasi yang mereka lakukan pada tahun 1209 M, invasi ini dipimpin langsung oleh
Jenghis Khan. Pasukan Mongol dengan langkah menderap keluar dari sarangnya
menuju Turkistan, Farghana, lalu ke Samarkand. Dalam perjalanannya mereka
mendapat perlawan hebat dari Dinasti Khawarizm, pertempuran itu berlangsung
sengit dan berakhir seimbang, keduanya lantas kembali ke negara masing-masing.
Pada
tahun 1219 M, Jenghis Khan bersama 70.000 tentaranya melancarkan serangan lagi,
melewati Bukhara, Samarkand, Balkh, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, hingga ke
perbatasan Irak. Di Bukhara mereka mendapat perlawanan lagi dari Sultan
Alauddin, namun naas perlawanan kali ini dengan mudah dapat dipatahkan, dalam
pertempuran ini Sultan Alauddin melarikan diri. Kekalahan ini sungguh sangat
berdampak bagi negara Islam, banyak terjadi pembunuhan, dan penjarahan.
Gedung-gedung, Masjid, Al-quran dihancurkan oleh bangsa Mongol.
Pengejaran
Sultan Alauddin menyebabkan meletusnya pertempuran di Mazindaran pada tahun
1220 M, sehingga menwaskan Sultan Alauddin. Posisinya digantikan oleh anaknya
Jalaluddin Al Mangurbiti yang kemudian melarikan diri ke India.
Mendengar
itu, Mongol tak tinggal diam dan segera melakukan pengejaran. Dalam perjalanannya,
tak lupa Jenghis Khan dengan insting penakluknya dengan beringas dan kejam
menundukkan daerah-daerah yang dilewatinya. Kekejamannya menghancurkan
bangunan-bangunan bersejarah, Sekolah, hingga Masjid.
Namun,
semua penyerangan ini bukanlah tanpa alasan, tindakan tidak bermoral yang
dilakukan oleh penguasa Khawarizm Sultan Alauddin atas bujukan Wazirnya untuk
merampok pengusaha Mongol yang akan bertransaksi di wilayahnya, memerintahkan
untuk membunuh pengusaha Mongol tersebut. Perintah ini sungguh kesalahan yang
besar.
Berita
pembunuhan ini telah sampai ke telinga Jenghis Khan, ia mengirim utusan untuk
mempertanyakan kepada sultan apakah perintah pembunuhan itu atas dasar perintahnya
sendiri atau tanpa sepengetahuan dirinya. Bukan permintaan maaf dan perasaan
bersalah yang keluar dari mulut Sultan,
ia malah memerintahkan untuk memenggal utusan Jenghis Khan. Semua tindakan tak
bermoral itu sudah sangat cukup untuk membuat Jenghis Khan melancarkan niatnya
untuk menginvasi negara Islam.
Disamping
itu semua tak bisa dipungkiri, Jenghis Khan bersama bangsa Mongol ingin
memperluas wilayahnya guna menunjang dan meningkatkan kehidupannya. Ditambah
lagi dengan keegoisan para penguasa Mongol untuk menjadikan bangsanya sebagai
satu-satunya penguasa di bumi.
Invasi
Mongol yang dipimpin Jenghis Khan berakhir saat ia meninggal dunia pada tahun
1225 M. Sebelum meninggal Jenghis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi
empat, masing-masing dipimpin oleh putranya Juchi, Jagatai, Ogodai, dan Tuli.
Teror Mongol masih terus berlanjut sepeninggal Jenghis Khan, pada masa ini lah
bisa dikatakan masa paling mencekam dalam sejarah umat Islam.
0 Komentar