Seruan Jihad dalam Suasana Damai

 Seruan Jihad dalam Suasana Damai


Adzan adalah sakral, titik. Saking sakralnya Hadhrotusy Syeikh K.H. M. Hasyim Asy'ari tidaklah rela jika adzan ini diiringi dengan menabuh lonceng; baik sebelum ataupun sesudahnya. Hal ini terekam dengan baik di dalam karya beliau yang berjudul Al Jasus fi Bayan Hukm al Naquus.


Walau di kemudian karya ini menjadi diskusi ilmiyyah yang melibatkan Hadhrotusy Syeikh dengan KH. Faqih Maskumambang, namun satu hal yang tidak bisa dipungkiri adalah kesakralan dari ritual yang bernama adzan ini.


Dan diantara kesakralannya adalah tidak bolehnya merubah shighotnya kecuali dengan perubahan-perubahan yang warid dari sang Syari' yang kemudian diajarkan oleh para Ulama' kepada kita yang tentunya dengan sanad yang bisa dipertanggungjawabkan.


Fenomena hari ini adalah adanya munculnya seruan jihad; hayya 'ala al jihad menggantikan hayya 'ala al sholah. Model seruan ini dalam beberapa video yang viral diiringi dengan adegan membawa senjata tajam, yang bisa menjadi alat bantu memahami bahwa yang dimaksud jihad dalam seruan ini adalah perang. Na'udzu billah.


Pertama, pergantian shighoh hayya 'ala al sholah menjadi hayya 'ala al jihad tidaklah warid sama sekali. Kedua, seruan jihad dengan sebagian video disertai membawa senjata tajam yang mengarahkan pemaknaan ke arah perang dalam keadaan seperti ini adalah terlarang.


Diantara sebab terlarangnya adalah Presiden sebagai pimpinan tertinggi negara ini tidaklah mengumumkan bahwa negara kita dalam suasana genting yang menuntut kita untuk mengangkat senjata. Jihad dalam arti perang adalah menjadi hak sepenuhnya pemimpin negeri ini; presiden. Hal inilah yang kami pahami dalam hadits Hadhrotur Rosul yang berbunyi:


الجهاد واجب عليكم مع كل أمير برا كان أو فاجرا


Jihad menjadi keharusan bagi kalian semua bersama dengan pemimpin kalian, baik dia adalah orang yang baik ataupun tidak.


Dan jika melihat sebab munculnya fenomena ini adalah justru dipicu ketidakpuasaan pihak tertentu dengan Pemerintah. Manusiawi; lumrah, boleh jadi ada beberapa kebijakan Pemerintah yang kita nilai kurang baik, namun meneriakkan jihad melawan mereka tentulah itu lebih buruk karena itu akan menimbulkan kekacuan yang lebih dan lebih lagi.


Sampaikan saranmu dengan baik, karena memang diantara wujud dukungan kita kepada Pemerintah adalah mengingatkannya jika ada kesalahan. Tapi memprovokasi masyarakat agar membenci Pemerintah adalah tindakan yang tidak benar, terlebih meneriakkan jihad melawan Pemerintah. Model komunikasi dengan Pemerintah ini adalah sepenggal syarah hadits Inna Al Diin Al Nasihah yang ditulis oleh Hadhrotusy Syeikh KH. M. Hasyim Asy'ari dalam al Nur al Mubin.

Bismillah menuju Indonesia yang lebih baik; Baldatun Thoyyibatun wa Robbun Ghofuur.
Achmad Roziqi
Santri Tebuireng

Posting Komentar

1 Komentar

  1. Artikel ini bagus sekali,lanjutkan kak😊
    Terus serukan kebaikan,

    BalasHapus