Oleh: Faiz Shulthan A
Jumat, 25 Desember 2020
Di masa moderen ini banyak kita jumpai peninggalan nenek moyang dan kebudayaannya. Salah satu kebudayaan tersebut adalah budaya paganisme. Paganisme di era lampau, jauh sebelum adanya bit-bit listrik berlarian melalui kabel, tervisualisasi dalam bentuk patung sebagai peninggalan yang dapat dilihat di masa sekarang.
Setelah sekian ratus tahun berlalu, apakah paganisme sirna/hilang secara radikal di era digital sekarang ini? Secara material memang iya, manusia telah berevolusi. Manusia mulai berfikir kritis dan menemukan jawaban, bagaimana sebuah batu yang dipahat sedemikian rupa dipertuhankan? Sangat tidak masuk akal.
Namun secara radikal, manusia belum 100% lepas dari pengaruh paganisme. Paganisme terlahir kembali, berevolusi, terus mengalami perkembangan. Dari pohon, kemudian dari kayu yang dibentuk, berkembang dari batu ke wujud patung, hingga sampai di era sekarang berhala tersebut tetap hidup dari dunia digital tervisualisasi ke dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang merepresentasikan aturan dan ajaran hidup.
Ya, banyak manusia yang masih mempertuhankan simbol. Banyak manusia yang tidak lagi mencukupkan diri pada ajaran Alquran dan petunjuk para Nabi, tetapi sudah mengikuti ahwaa al-qoum (kemauan sekelompok orang) yang telah mengkonsep berhala-berhala abstrak ini.
0 Komentar